Mahasiswa PMI IAIN Kudus Ajak Santri SMK Assa’idiyah 2 Kudus Cegah Bullying di Lingkungan Sekolah
Dalam rangka meningkatkan kesadaran santri terhadap bahaya perundungan di lingkungan sekolah, mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Edukasi Dampak Bullying Bagi Santri”.
Sosialisasi ini dilakukan sebagai respons atas fenomena bullying yang masih marak terjadi, bahkan di lingkungan sekolah berbasis pesantren. Perbedaan latar belakang ekonomi, karakter, dan kebiasaan antar santri menjadi salah satu pemicu utama kasus perundungan. Tim PKM menilai perlu adanya edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan empati di kalangan santri.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 9 Mei 2025, di SMK Assa’idiyyah 2 Kudus, Desa Bendo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. SMK Assa’idiyyah 2 Kudus sendiri berada di bawah naungan Yayasan Nusantara Satu dan berbasis pondok pesantren. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat tentang dampak perundungan di lingkungan sekolah ini berupa edukasi dan sosialisasi mengenai bentuk, dampak, dan pencegahan bullying (perundungan), yang ditujukan khusus kepada para santri SMK Assa’idiyyah 2 Kudus.
Sebanyak lima mahasiswa IAIN Kudus: Ahmad Naufal Zuhruf (ketua tim), Sofi Fathul Amaroh, Avita Ruliyani, Saidul Mubarok, dan Ahmad Shucaibi, menjadi pemateri dalam kegiatan ini, yang dibimbing oleh Dr. Irzum Farihah, S.Ag., M.Si., serta didukung oleh pihak sekolah dan LPPM IAIN Kudus. Melalui presentasi, diskusi, dan interaksi langsung, mahasiswa menyampaikan materi penting seputar bullying yang kerap dianggap sepele namun berdampak besar terhadap kondisi psikologis korban.
Kegiatan berlangsung secara interaktif. Setelah perkenalan dengan para santri, mahasiswa menyampaikan materi melalui tayangan visual di kelas. Pemaparan diselingi dengan ice breaking agar suasana cair dan komunikatif. Diakhir sesi, dilakukan diskusi serta penutupan dengan evaluasi dan dokumentasi kegiatan.
Meski kegiatan berlangsung lancar, tim pengabdi mengakui adanya beberapa kendala seperti keterbatasan peserta, keterlambatan waktu pelaksanaan, dan rendahnya partisipasi aktif saat diskusi. Namun, kegiatan ini tetap dianggap sukses dan menjadi langkah awal penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari bullying.